
Horor modern tidak selalu mengandalkan hantu atau makhluk gaib. Kadang, kengerian justru hadir dari realitas sosial yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu film yang berhasil menggabungkan horor dengan kritik sosial adalah Get Out (2017), karya debut sutradara Jordan Peele.
Film ini bukan hanya menakutkan, tetapi juga memancing diskusi tentang rasisme, manipulasi, dan kontrol tubuh. Dengan gaya horor psikologis yang cerdas, Get Out berhasil menjadi fenomena budaya sekaligus film horor ikonik abad ke-21 HONDA138.
Latar Belakang Produksi
Jordan Peele, yang sebelumnya dikenal sebagai komedian, mengejutkan publik ketika beralih ke dunia horor. Ia ingin membuat film yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga menyampaikan pesan sosial.
Naskah Get Out ditulis berdasarkan pengamatan Peele terhadap isu rasisme di Amerika Serikat. Ia menggabungkan elemen horor klasik dengan satire tentang hubungan antar-ras, sehingga lahirlah film yang terasa segar dan relevan.
Diproduksi dengan anggaran sekitar 4,5 juta dolar, film ini sukses luar biasa, meraih lebih dari 255 juta dolar di seluruh dunia. Bahkan, Get Out memenangkan Oscar untuk Skenario Asli Terbaik, prestasi langka bagi film horor.
Sinopsis Cerita
Film dimulai dengan pasangan interracial: Chris Washington (Daniel Kaluuya), seorang fotografer kulit hitam, dan pacarnya Rose Armitage (Allison Williams), wanita kulit putih. Rose mengajak Chris berkunjung ke rumah keluarganya untuk pertama kali.
Awalnya, keluarga Rose tampak ramah. Ayahnya, Dean, seorang dokter bedah; ibunya, Missy, seorang psikiater; dan adiknya Jeremy yang eksentrik. Namun Chris merasa ada yang aneh dengan para pekerja kulit hitam di rumah itu: Walter si tukang kebun dan Georgina si pembantu rumah tangga. Mereka berperilaku janggal, seolah bukan diri mereka sendiri.
Kecurigaan Chris semakin besar setelah mengalami hipnosis oleh Missy. Ia terjebak di dunia imajiner bernama “Sunken Place”, simbol kehilangan kendali atas tubuh dan kesadarannya.
Puncak teror terjadi ketika Chris mengetahui kebenaran mengerikan: keluarga Armitage menjalankan praktik pemindahan otak, memindahkan kesadaran orang kulit putih tua ke tubuh orang kulit hitam muda. Para pekerja yang aneh sebenarnya adalah tubuh kulit hitam yang telah “dikuasai” oleh jiwa orang lain.
Chris hampir menjadi korban berikutnya, tetapi ia berhasil melawan, melarikan diri, dan menghancurkan keluarga Armitage dalam prosesnya.
Tema dan Simbolisme
- Rasisme Terselubung
Get Out tidak hanya bicara soal rasisme terang-terangan, tetapi juga bentuk halusnya. Keluarga Armitage tampak liberal dan ramah, tetapi sebenarnya melihat tubuh orang kulit hitam hanya sebagai wadah untuk dieksploitasi. - Sunken Place
Dunia kosong tempat Chris terjebak saat dihipnosis melambangkan marginalisasi. Meski tubuhnya masih di dunia nyata, ia tidak bisa bersuara atau berbuat apa-apa. Simbol ini menggambarkan bagaimana minoritas sering kali dibungkam oleh sistem yang lebih besar. - Eksploitasi tubuh kulit hitam
Praktik transplantasi otak dalam film adalah alegori tentang bagaimana tubuh orang kulit hitam sering dijadikan objek konsumsi—dalam olahraga, hiburan, atau bahkan fetish seksual—tanpa menghargai identitas mereka. - Topeng Keramahan
Horor terbesar bukan datang dari monster, melainkan dari wajah ramah yang menyembunyikan niat jahat. Inilah yang membuat film terasa begitu nyata dan relevan.
Atmosfer dan Penyutradaraan
Jordan Peele menggunakan pendekatan horor psikologis alih-alih jumpscare berlebihan. Ketegangan dibangun melalui:
- Dialog canggung antara Chris dan keluarga Armitage, yang mengandung komentar sosial.
- Sinematografi close-up yang memperlihatkan ekspresi wajah, terutama mata, untuk menekankan rasa takut.
- Sound design minimalis yang menciptakan suasana tidak nyaman.
- Adegan hipnosis yang ikonik, dengan cangkir teh dan sendok sebagai alat pengendali.
Semua ini menjadikan film tidak hanya menakutkan, tetapi juga penuh makna simbolis.
Karakter Utama
- Chris Washington (Daniel Kaluuya)
Karakter utama yang penuh empati dan kepekaan. Perjuangannya bertahan hidup sekaligus melawan rasisme membuat penonton bersimpati. Akting Kaluuya memikat, terutama saat menangis saat dihipnosis. - Rose Armitage (Allison Williams)
Awalnya tampak sebagai pacar penyayang, tetapi ternyata ia adalah bagian dari konspirasi keluarganya. Transformasi karakternya dari manis ke manipulatif sangat mengejutkan. - Dean & Missy Armitage
Orang tua Rose yang mewakili rasisme terselubung dalam bentuk profesionalisme. Dean dengan komentar liberalnya, Missy dengan hipnosisnya yang mengendalikan. - Jeremy Armitage
Adik Rose yang lebih kasar dan terang-terangan menunjukkan kekerasan. - Rod Williams (Lil Rel Howery)
Sahabat Chris yang menjadi elemen komedi, tetapi juga kunci penyelamat di akhir film. Karakternya memberi jeda segar di tengah ketegangan.
Fakta Menarik
- Jordan Peele menjadi sutradara kulit hitam pertama yang memenangkan Oscar untuk Skenario Asli Terbaik.
- Ending awal yang direncanakan lebih kelam: Chris ditangkap polisi setelah membunuh keluarga Armitage, memperkuat kritik sosial. Namun Peele mengubahnya agar penonton punya harapan.
- Get Out termasuk dalam kategori horror-satire atau social thriller, genre baru yang populer berkat film ini.
- Daniel Kaluuya mendapatkan nominasi Oscar untuk Aktor Terbaik berkat perannya.
Penerimaan Publik dan Kritikus
Get Out disambut luar biasa baik. Rotten Tomatoes mencatat skor hampir sempurna, menekankan kecerdasan naskah dan keunikan penyutradaraan. Film ini dianggap mengubah cara pandang orang terhadap horor, bahwa genre ini bisa menyampaikan pesan sosial serius tanpa kehilangan ketegangan.
Secara komersial, film ini sukses besar. Dengan anggaran kecil, Get Out meraup pendapatan lebih dari 255 juta dolar. Kesuksesan ini membuka jalan bagi Jordan Peele untuk membuat film horor lain seperti Us (2019) dan Nope (2022).
Kesimpulan
Get Out adalah film horor revolusioner yang memadukan teror psikologis dengan kritik sosial tajam. Dengan cerita sederhana tentang kunjungan ke rumah pacar, film ini menyulap situasi sehari-hari menjadi mimpi buruk penuh simbolisme.
Bukan hanya menakutkan, Get Out juga menggugah pikiran penonton tentang isu rasisme, eksploitasi, dan kontrol. Prestasi besar film ini membuktikan bahwa horor bisa lebih dari sekadar hiburan—ia bisa menjadi cermin masyarakat.
Bagi pencinta horor dan film dengan pesan kuat, Get Out adalah tontonan wajib. Ia bukan hanya salah satu film horor terbaik dekade ini, tetapi juga karya seni yang relevan dengan zaman.