
Industri horor selalu melahirkan film-film legendaris yang dikenang sepanjang masa. Salah satunya adalah Evil Dead, waralaba horor ikonik ciptaan Sam Raimi sejak tahun 1981. Setelah beberapa sekuel dan reboot, kisah ini kembali bangkit lewat Evil Dead Rise (2023), sebuah film yang menghadirkan kengerian baru dengan latar berbeda dari sebelumnya HONDA138.
Berbeda dari seri klasik yang mengambil lokasi di kabin hutan, Evil Dead Rise mengusung teror supranatural di sebuah gedung apartemen. Perpaduan horor klasik dengan setting urban inilah yang membuat film ini terasa segar, sekaligus tetap mempertahankan ciri khas sadis dan mencekam ala Evil Dead.
Latar Belakang Produksi
Film Evil Dead Rise disutradarai oleh Lee Cronin, sementara Sam Raimi (sutradara asli Evil Dead) dan Bruce Campbell (aktor ikonik yang memerankan Ash Williams) terlibat sebagai produser eksekutif.
Awalnya, film ini direncanakan tayang eksklusif di platform streaming HBO Max. Namun setelah uji coba penayangan, respon penonton sangat positif sehingga Warner Bros. memutuskan merilisnya di bioskop pada April 2023.
Film ini bukanlah sekuel langsung dari trilogi Evil Dead atau remake 2013, melainkan kisah baru yang tetap berada dalam semesta sama, terhubung lewat kehadiran Necronomicon Ex-Mortis, kitab kutukan yang menjadi sumber segala teror.
Sinopsis Cerita
Film dimulai dengan prolog berdarah di sebuah kabin danau yang sudah familiar bagi penggemar Evil Dead. Namun, kisah utama terjadi di sebuah apartemen tua di Los Angeles.
Beth (Lily Sullivan), seorang teknisi gitar, mengunjungi kakaknya Ellie (Alyssa Sutherland) setelah sekian lama berpisah. Ellie adalah seorang ibu tunggal yang tinggal bersama tiga anaknya: Danny, Bridget, dan Kassie. Hidup mereka penuh kesulitan setelah ditinggalkan sang suami, ditambah kondisi apartemen yang sudah kumuh dan akan segera digusur.
Ketenangan singkat itu hancur ketika gempa kecil mengguncang apartemen. Danny menemukan sebuah ruang tersembunyi di bawah lantai parkir, berisi kitab Necronomicon dan piringan rekaman tua. Tanpa menyadari bahayanya, Danny memutar rekaman itu, yang berisi mantra kuno. Akibatnya, kekuatan jahat pun terlepas.
Ellie menjadi orang pertama yang kerasukan. Dengan tubuh yang terpelintir, wajah menyeramkan, dan tawa mengerikan, ia berubah menjadi Deadite. Sang ibu kini menjadi monster haus darah yang ingin membantai anak-anaknya sendiri.
Beth dan ketiga keponakannya harus berjuang bertahan hidup di tengah apartemen yang terisolasi. Satu per satu penghuni apartemen menjadi korban keganasan Deadite. Pertarungan memuncak ketika Beth dan Kassie menghadapi sosok gabungan mengerikan dari Ellie, Bridget, dan Danny yang berubah menjadi makhluk raksasa. Dengan perjuangan keras, Beth berhasil menggunakan gergaji mesin dan senjata dapur untuk mengalahkan mereka, setidaknya untuk sementara.
Film diakhiri dengan twist: salah satu penghuni apartemen lain menjadi korban, menghubungkan kembali ke prolog di kabin danau. Ini menegaskan bahwa kutukan Necronomicon terus menyebar, tidak pernah benar-benar berakhir.
Karakter Utama
- Beth (Lily Sullivan)
Karakter utama sekaligus “final girl” dalam film ini. Ia digambarkan sebagai wanita tangguh yang harus melindungi keponakan-keponakannya dari iblis meski awalnya masih ragu akan perannya sebagai calon ibu. - Ellie (Alyssa Sutherland)
Ibu tunggal yang kerasukan menjadi Deadite. Transformasi Ellie menjadi salah satu aspek paling menyeramkan film, diperankan dengan intensitas luar biasa oleh Alyssa. - Kassie (Nell Fisher)
Anak bungsu Ellie yang polos tetapi penuh keberanian. Ikatannya dengan Beth menjadi kunci emosional dalam cerita. - Danny dan Bridget
Dua anak Ellie lainnya yang akhirnya menjadi korban kerasukan. Mereka memperlihatkan bagaimana keluarga bisa hancur total akibat kekuatan jahat. - Necronomicon & Deadite
Kitab kutukan ini tetap menjadi pusat cerita. Deadite digambarkan lebih brutal, penuh darah, dan sulit dihentikan, sesuai tradisi Evil Dead.
Tema dan Simbolisme
- Keluarga sebagai medan pertempuran
Berbeda dari seri sebelumnya yang lebih fokus pada teman atau pasangan, Evil Dead Rise menempatkan keluarga sebagai pusat konflik. Horor menjadi semakin emosional ketika ibu berubah menjadi monster yang ingin membunuh anak-anaknya sendiri. - Keibuan dan tanggung jawab
Beth awalnya digambarkan ragu menjadi ibu, tetapi akhirnya justru harus mengambil peran melindungi keponakannya. Ini simbol bahwa keberanian muncul ketika seseorang dipaksa menghadapi tanggung jawab besar. - Kengerian yang tidak bisa dihentikan
Sama seperti seri klasik, film ini menegaskan bahwa kejahatan Necronomicon tidak pernah benar-benar bisa dimusnahkan, hanya bisa ditunda.
Atmosfer dan Penyutradaraan
Lee Cronin berhasil menciptakan nuansa baru tanpa menghilangkan ciri khas Evil Dead.
- Setting apartemen menggantikan kabin hutan, memberikan suasana terjebak yang lebih urban. Lorong sempit, lift berdarah, dan parkir bawah tanah menjadi arena teror yang efektif.
- Efek praktikal digunakan secara maksimal untuk adegan gore. Darah muncrat, tubuh terpotong, dan wajah mengerikan Deadite dibuat dengan detail realistis.
- Hommage pada seri klasik, misalnya adegan gergaji mesin dan kamera bergerak cepat yang meniru gaya Sam Raimi.
Film ini terkenal menggunakan lebih dari 6.500 liter darah palsu, menciptakan salah satu adegan paling brutal dalam sejarah horor modern.
Fakta Menarik
- Bruce Campbell tidak muncul sebagai Ash, tetapi ia tetap menjadi produser. Namun penggemar menduga ia memiliki cameo suara dalam salah satu rekaman mantra.
- Lokasi syuting dilakukan di Selandia Baru, meski ceritanya berlatar Los Angeles.
- Film ini hampir tayang hanya di HBO Max, tetapi respons positif saat tes penonton membuatnya rilis bioskop. Keputusan itu terbukti tepat karena film ini sukses besar.
- Evil Dead Rise adalah film kelima dalam waralaba Evil Dead, setelah trilogi asli (1981–1992) dan reboot 2013.
Penerimaan Publik dan Kritikus
Evil Dead Rise mendapat ulasan positif dari kritikus maupun penonton. Rotten Tomatoes memberi skor tinggi, menyoroti atmosfer segar dan akting Alyssa Sutherland yang menakutkan.
Secara komersial, film ini sukses besar. Dengan anggaran sekitar 15–20 juta dolar, film ini meraup lebih dari 146 juta dolar di seluruh dunia. Angka ini menjadikannya salah satu film terlaris dalam waralaba Evil Dead.
Penonton horor memuji keberanian film menampilkan gore ekstrem tanpa mengurangi kekuatan cerita. Meski tidak semua orang nyaman dengan kekerasan visualnya, banyak yang menganggap film ini berhasil menghidupkan kembali semangat Evil Dead untuk generasi baru.
Kesimpulan
Evil Dead Rise adalah bukti bahwa waralaba horor klasik bisa tetap relevan dengan sentuhan baru. Dengan latar apartemen yang claustrophobic, gore brutal, serta kisah emosional tentang keluarga, film ini memberikan pengalaman menonton yang menegangkan dari awal hingga akhir.
Bagi penggemar horor, terutama yang menyukai darah, mutilasi, dan teror supranatural, film ini adalah sajian wajib. Ia bukan sekadar kelanjutan waralaba, tetapi juga pintu masuk bagi penonton baru yang ingin mengenal dunia Evil Dead.
Pada akhirnya, film ini menegaskan satu hal: selama Necronomicon masih ada, kengerian Deadite akan terus bangkit—dimanapun, kapanpun, dan terhadap siapa saja.